PENGENALAN GEJALA PENYAKIT DAN PATOGEN
OLEH :
DANING EKA SEPTYARINI 115040201111022
Assisten : . . . . . . . . . . .
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit merupakan suatu penyimpangan atau gejala yang terjadi pada suatu tanaman akibat serangan pathogen (virus, bakteri, dan jamur). Penyakit juga dapat disebabkan oleh fisiologi yaitu karena kekurangan unsur hara. Penyakit pada tumbuhan terjadi apabila factor lingkungan memenuhi atau mendukung, pathogen yang ganas dan tumbuhan itu sendiri rentan terhadap penyakit.
Patogen merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Cara penyerangan pathogen ada berbagai macam cara, diantaranya pathogen mengkonsumsi kandungan sel tanaman, pathogen membunuh sel tanaman menggunakan racun atau enzim yang dikeluarkan, mengacaukan proses metabolism sel tanaman dan mengganggu system transportasi makanan.
Penyakit dan pathogen saling berkaitan. Penyakit ada karena terkena serangan pathogen. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelasnya tentang penyakit dan pathogen, di dalam laporan ini telah dituliskan beberapa karakteristik pathogen dan gejalanya pada suatu tanaman.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi penyakit.
2. Untuk mengetahui karakteristik beberapa jenis pathogen.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe gejala penyakit.
4. Untuk mengetahui factor biotik dan abiotic yang mendukung adanya atau timbulnya penyakit.
5. Untuk mengetahui konsep segitiga penyakit.
6. Untuk mengetahui cara mendeteksi jamur atau bakteri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PENYAKIT
a. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. (Anonymous, 2011)
b. Penyakit pada tanaman adalah suatu penyimpangan yang cukup tegas, tetap atau permanen dari pertumbuhan dan struktur yang normal pada tanaman, hingga menimbulkan gejala yang dapat dilihat, yang merugikan terhadap mutu dan menurunkan nilai ekonomi tanaman tersebut. (Stakman dan Harrar, 1957)
c. Penyakit ialah penyimpangan dari proses-proses fungsional dan fisiologis yang normal di dalam tubuh tanaman dan berlangsung cukup lama, serta intensitasnya menimbulkan gangguan atau berhentinya aktivitas-aktivitas normal yang vital. (Rahmat, 1997)
d. Disease is any deviation rather than a plant, both the organs and other body parts, including the road freezes and the disruption of vital functions or there are deviations from the normal state of health, which has adverse consequences for him.
Arti : Penyakit ialah setiap penyimpangan daripada suatu tumbuhan, baik organ-organ maupun bagian-bagian tubuh lainnya, termasuk terhenti dan terganggunya jalan dari fungsi-fungsi vital atau terjadi penyimpangan kesehatannya dari keadaan normal, yang mempunyai akibat yang merugikan baginya. (Tjahyadi, 1989)
2.2 KARAKTERISTIK PATOGEN
A. JAMUR
Jamur (fungi) merupakan suatu bagain dari Thallophyta, yang karakteristiknya berhubungan dengan tidak adanya klorofil sama sekali, sehingga tak bisa untuk melakukan asimilasi. Jamur termasuk kapang, khamir dan jamur tingkat tinggi. Semua jamur yang eukariotik mwengandung sterol tetapi tidak peptidoglikan pada membran sel mereka. Mereka adalah chemoheterotrophs (membutuhkan nutrisi organik) dan sebagian besar aerobik. Banyak juga jamur saprophytes (hidup dari bahan organik mati) dalam tanah dan air dan mendapatkan makanan mereka dengan absorbsi. Khas mereka juga memproduksi spora seksual dan aseksual, mempunyai banyak percabangan hifa yang disebut miselium. Ada lebih dari 100.000 spesies, dengan 100 agen patogen pada manusia.
(Anonymous, 2011)
B. BAKTERI
Bakteri merupakan tumbuhan bersel satu dan berdinding sel, tetapi bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti). Bakteri mempunyai kemampuan mereproduksi individu sel dalam jumlah sangat banyak dengan waktu singkat sehingga menjadi penyebab penyakit yang mempunyai sifat merusak pada inang. Setelah perlekatannya dengan sel inang tersebut, dia harus mampu masuk ke dalam sel inang dengan cara yang khas sesuai dengan pembagian jenis bakteri tersebut. Di dalam sel tubuh inang yang diinfeksinya bakteri itu akan mengeluarkan sifat toksigenitasnya (sifat yang mempunyai pengaruh buruk pada inangnya). Kemampuannya untuk menghindar dari perlawanan tubuh inangnya juga menjadi ciri khas dari bakteri karena kebutuhannya untuk mempertahankan spesiesnya.
(Anonymous, 2011)
C. VIRUS
Virus merupakan penyebab penyakit yang paling merusak, tidak hanya terjadi pada tanaman, tetapi juga pada manusia dan ternak. Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).Virus dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, mengurangi hasil produksi, bahkan mampu menimbulkan kematian tanaman inang (penyakit CVPD pada jeruk). Virus mampu menjaga kelangsungan hidup spesiesnya agar tidak punah dengan cara menginfeksi satu inang ke inang yang lain dan seterusnya (transmisi). Selain itu, mampu melakukan perlekatan dengan sel tubuh inang yang akan diinfeksinya.
(Anonymous, 2011)
D. NEMATODA
Karakteristik Nematoda adalah tubuh simetri bilateral, tidak memiliki anggota gerak (extermitas), dan pada umumnya bersifat gonochoristis . Secara keseluruhan Nematoda bersifat parasit, baik pada hewan, manusia maupun tumbuhan. Hewan-hewan hospes Nematoda biasanya berasal dari filum Annelida, Arthropoda, Mollusca dan subfilum Vertebrata, yang hidup di dalam usus, darah dan organ-organ tubuh lainnya (Radiopoetro, 1991). Nematoda memiliki banyak spesies, diantara nya adalah cacing tambang, yang hidup di daerah pertambangan. Selain itu, cacing ini juga banyak menginfeksi orang-orang disekitar perkebunan yang belum memiliki sanitasi yang memadai ,Makimian (1996) menambahkan, bahwa sanitasi pembuangan tinja merupakan usaha pencegahan yang utama .
(Anonymous, 2011)
2.3 TIPE GEJALA PENYAKIT
1. Gejala Nekrotik
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel atau matinya sel. Gejala-gejala nekrotik ini dibagi lagi kedalam beberapa gejala secara spesifik seperti nekrotik, hidrosis, klorosis, layu, gosong (scorch), mati pucuk, busuk, rebah semai, kanker dan pendarahan (eksudai).
2. Gejala Hipoplastik
Gejala hipoplastik terjadi karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment). Gejala-gejala spesifik yang tergabung dalam kelompok hipoplastik adalah kerdil (atropi), perubahan simetri, klorosis, etiolasi, dan pemusaran (rosetting).
3. Gejala Hiperplastik
Gejala-gejala hiperplastik disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebih dari biasa (overdevelopment). Sapu setan (witches broom), Nyali (gall, cecidium), intumesensia, erionosis, menggulung/mengeriting, fasiasi, pembentukan alat yang luar biasa (antholysis), kudis, rontoknya alat-alat dan perubahan warna (selain klorosis).
(Tim dosen FPUB, 2011)
2.4. FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK PENYEBAB PENYAKIT
a. Faktor biotik
adalah factor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, semua makhluk hidup akan saling berinteraksi, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan mikroorganisme sebagai decomposer.
· Tumbuhan
Tumbuhan yang rentan terhadap penyakit akan lebih mudah terserang penyakit.
· Mikroorganisme
Mikroorganisme yang dimaksud adalah pathogen. Pathogen ganas akan melemahkan daya tahan tumbuhan (tumbuhan yang rentan). Oleh karena itu penyakit akan lebih mudah terserang penyakit.
b. Faktor Abiotik
adalah factor tak hidup yang meliputi factor fisik dan kimia.
1) Suhu
Berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup setiap organisme memiliki kebutuhan suhu berbeda. Penyebab penyakit (organisme) tidak dapat hidup pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi mereka.
2) Sinar Matahari
Merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Kekurangan cahaya memperlambat pembentukan klorofil dan mendorong pertumbuhan ramping dengan ruas yang panjang, kemudian menyebabkan daun berwarna hijau pucat, pertumbuhan seperti kumparan, dan gugurnya daun bunga secara prematur. Keadaan tersebut dikenal dengan etiolasi.
3) Air
Tanah yang terendam air merupakan cekaman abiotic yang mempengaruhi komposisi spesies dan produktifitas pada berbagai tanaman.
4) Tanah
Merupakan tempat hidup bagi organisme. Tempat hidup kebanyakan nematode. Jika tanah kering, maka nematoda susah hidup.
5) Angin
Angin dapat membawa hama dari daerah lain ke daerah yang belum terganggu produksinya.
(Anonymous, 2011)
2.5. KONSEP SEGITIGA PENYAKIT
Berkembangnya suatu penyakit pada suatu tanaman terjadi dari interaksi 3 faktor yang dikenal dengan Konsep Segitiga Penyakit. Konsep ini berawal dari Ilmu Penyakit Tumbuhan, namun juga dapat diterapkan pada bidang ilmu hama. Pada dasarnya penyakit hanya dapat terjadi jika ketiga faktor yaitu :
• Tanaman Inang
Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang.
• Patogen
Yang dimaksud pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma, spiroplasma dan riketsia.
• Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organic, angin, api, pencemaran air. Faktor lingkungan ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang dan mnenciptakan kondisi yang sesuai bagi kehidupan jenis pathogen tertentu.
(Anonymous, 2011)
BAB III
METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Alat tulis : untuk mencatat hasil praktikum
2. Buku : untuk menulis hasil praktikum
3. Pensil warna : untuk menggambar obyek pengamataan
4. Pisau : untuk mengambil spesimen
B. Bahan
1. Busuk Hitam pada Tongkol Jagung ( Ustilago maydis )
2. Busuk pada Buah Apel ( Gleosporium frugtigenum )
3. Busuk Basah pada Wortel ( Erwinia carotovora )
4. Busuk Daun Kubis ( Xanthomonas camperstris )
5. Puru Akar pada Tomat ( Meloidogyne sp. )
6. Karat pada Daun Jagung ( Puccinia sorghi )
7. Bercak Coklat Daun Padi ( Pyricularia oryzae )
8. Layu Fusarium Daun Tomat ( Fusarium oxysporum )
9. Hawar Daun Kentang ( Phytophtora infestans )
10. Virus Mozaik pada Daun Cabai ( Cucumber mozaik virus )
(sebagai objek pengamatan/spesimen)
3.2 ALUR KERJA (DIAGRAM ALIR)
3.2.1 PENGAMATAN JAMUR
3.2.2 PENGAMATAN BAKTERI
BAB IV
PENGAMATAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
A. NAMA PENYAKIT
1. Nama Umum : Busuk Hitam pada Tongkol Jagung
Nama Latin : Ustilago maydis
2. Nama Umum : Busuk pada Buah Apel
Nama Latin : Gleosporium frugtigenum
3. Nama Umum : Busuk Basah pada Wortel
Nama Latin : Erwinia carotovora
4. Nama Umum : Busuk Daun Kubis
Nama Latin : Xanthomonas camperstris
5. Nama Umum : Puru Akar pada Tomat
Nama Latin : Meloidogyne sp.
6. Nama Umum : Karat pada Daun Jagung
Nama Latin : Puccinia sorghi
7. Nama Umum : Bercak Coklat Daun Padi
Nama Latin : Pyricularia oryzae
8. Nama Umum : Layu Fusarium Daun Tomat
Nama Latin : Fusarium oxysporum
9. Nama Umum : Hawar Daun Kentang
Nama Latin : Phytophtora infestans
10. Nama Umum : Virus Mozaik pada Daun Cabai
Nama Latin : Cucumber mozaik virus
(Anonymous, 2011)
B. KLASIFIKASI PENYAKIT
1. Busuk Hitam pada Tongkol Jagung ( Ustilago maydis )
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Class : Ustilaginomycetes
Ordo : Ustilaginales
Famili : Ustilaginaceae
Genus : Ustilago
Spesies : Ustilago maydis
2. Busuk pada Buah Apel ( Gleosporium frugtigenum )
Kingdom : Fungi
Class : Sordariomycetes
Ordo : Glomerellales
Famili : Glomerellaceae
Genus : Gleosporium
Spesies : Gleosporium frugtigenum
3. Busuk Basah pada Wortel ( Erwinia carotovora )
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Erwinia
Spesies : Erwinia carotovora
4. Busuk Daun Kubis ( Xanthomonas camperstris )
Kingdom : Prokaryota
Divisi : Gracilicutes
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas campestris
5. Puru Akar pada Tomat ( Meloidogyne sp. )
Kingdom : Animalia
Filum : Aschelminthes
Class : Nematoda
Ordo : Thylenthina
Famili : Heteroderiaceae
Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogyne sp.
5. Karat pada Daun Jagung ( Puccinia sorghi )
Kingdom : Fungi
Divisi : Basicliomycota
Class : Pucci
Ordo : Pucciniales
Famili : Pucciaceae
Genus : Puccinia
Spesies : Puccinia sorghi
6. Bercak Coklat Daun Padi ( Pyricularia oryzae )
Kingdom : Plantae
Divisi : Mycota
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Pyricularia
Spesies : Pyricularia oryzae
b.8 Layu Fusarium Daun Tomat ( Fusarium oxysporum )
Kingdom : Fungi
Filum : Deuteromycota
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium oxysporum
b.9 Hawar Daun Kentang ( Phytophtora infestans )
Kingdom : Chromalveolata
Filum : Heterokontophyta
Class : Oomycetes
Ordo : Peronosporales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora infestans
b.10 Virus Mozaik pada Daun Cabai ( Cucumber mozaik virus )
Kingdom : Virus
Filum : Virus RNA
Class : Virus RNA
Ordo : Bromoviridas
Famili : Bromoviridae
Genus : Cucumovirus
Spesies : Cucumber mozaik virus
(Anonymous, 2011)
C. TIPE GEJALA PENYAKIT
1. Ustilago maydis : Nekrotik
2. Gleosporium frugtigenum : Nekrotik
3. Erwinia carotovora : Nekrotik
4. Xanthomonas camperstris : Nekrotik
5. Meloidogyne sp. : Hipertropi
6. Puccinia sorghi : Nekrotik
7. Pyricularia oryzae : Nekrotik
8. Fusarium oxysporum : Nekrotik-Hipoplastik
9. Phytophtora infestans : Nekrotik
10. Cucumber mozaik virus : Nekrotik Hipoplastik
(Anonymous, 2011)
D. PATHOGEN PENYEBAB PENYAKIT
1. Ustilago maydis disebabkan oleh pathogen jamur.
2. Gleosporium frugtigenum disebabkan oleh pathogen bakteri dan jamur.
3. Erwinia carotovora disebabkan oleh pathogen bakteri Erwinia.
4. Xanthomonas camperstris disebabkan oleh pathogen bakteri dan nematoda.
5. Meloidogyne sp. disebabkan oleh pathogen nematode dan virus.
6. Puccinia sorghi disebabkan oleh pathogen bakteri.
7. Pyricularia oryzae disebabkan oleh pathogen cendawan/jamur.
8. Fusarium oxysporum disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum.
9. Phytophtora infestans disebabkan oleh cendawan/jamur.
10. Cucumber mozaik virus disebabkan oleh pathogen virus.
(Anonymous, 2011)
E. TANAMAN INANG
1. Busuk Hitam pada Tongkol Jagung ( Ustilago maydis )
Tanaman inang utama : Jagung
Tanaman inang alternative : Sorgum dan rumput-rumputan.
2. Busuk pada Buah Apel ( Gleosporium frugtigenum )
Tanaman inang utama :
Tanaman inang alternative :
3. Busuk Basah pada Wortel ( Erwinia carotovora )
Tanaman inang utama : Wortel
Tanaman inang alternative : Kentang, Tomat
4. Busuk Daun Kubis ( Xanthomonas camperstris )
Tanaman inang utama : Kubis
Tanaman inang alternative : Sawi, Brokoli
5. Puru Akar pada Tomat ( Meloidogyne sp. )
Tanaman inang utama : Jagung, Tomat
Tanaman inang alternative : Tebu, Kentang, Tembakau
6. Karat pada Daun Jagung ( Puccinia sorghi )
Tanaman inang utama : Jagung
Tanaman inang alternative : Gandum, Kacang Tanah Dan Kopi.
7. Bercak Coklat Daun Padi ( Pyricularia oryzae )
Tanaman inang utama : Rumput
Tanaman inang alternative : (Anonymous, 2011)
8. Layu Fusarium Daun Tomat ( Fusarium oxysporum )
Tanaman inang utama : Tomat
Tanaman inang alternative : Pisang
9. Hawar Daun Kentang ( Phytophtora infestans )
Tanaman inang utama : Kentang
Tanaman inang alternative : Melon, Tomat
10. Virus Mozaik pada Daun Cabai ( Cucumber mozaik virus )
Tanaman inang utama : Cabai, Tomat
Tanaman inang alternative : Tembakau
(Anonymous, 2011)
F. CIRI-CIRI PENYAKIT
a. Ustilago maydis
Ø Berdasarkan pengamatan
· Biji yang terinfeksi membengkak
· Biji berwarna hitam
Ø Berdasarkan literature
Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi membengkak, membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi setelah jamur yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar berwarna hitam, dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar itu tampak dari luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur keluar. Meskipun agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga pada batang, daun dan bunga jantan.
(Anonymouss, 2011)
Ø Berdasarkan pengamatan
Ø Berdasarkan literature
c. Erwinia carotovora
Ø Berdasarkan pengamatan
· Umbi mengalami pembusukan
· Gejala berwarna hitam
Ø Berdasarkan literatur
· Terjadi busuk basah
· Berwarna coklat atau kehitaman
· Bercak membesar atau mengendap, bentuk tidak beraturan, warna coklat
· Munculnya serangan bakteri menjadi berbau busuk yang khas dan menyengat.
(Anonymous, 2011)
d. Xanthomonas Campetris
Ø Berdasarkan pengamatan
Daun mempunyai bercak kecoklatan
Ø Berdasarkan literatur
· Adanya bercak kebasahan yang ditimbulkan yang selanjutnya meluas dan bentuk yang tidak teratur, agak mengendap dengan warna kecoklatan atau tua.
· Busuk mula-mula tidak berbau, kemudian menjadi berbau khas yang sangat menyengat.
(Anonymous, 2011)
e. Meloidogyne sp
Ø Berdasarkan pengamatan
· Akar serabut menjadi banyak jumlahnya
· Timbul bisul pada akar
Ø Berdasarkan literature
· Daun menjadi lekas masak dan gugur
· Akar serabut sekunder menjadi abnormal jumlahnya
· Timbul bisul pada akar
(Muhidin, 1993)
f. Puccinia sorghi
Ø Berdasarkan pengamatan
· Terdapat bercak karat
· Terdapat serbuk kecoklatan
Ø Berdasarkan literatur
Terdapat titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kecoklatan
(Anonymous, 2010)
g. Pyricularia oryzae
Ø Berdasarkan pengamatan
· Terdapat bercak kuning pada daun
· Bercak kuning tersebur menghasilkan serabut
Ø Berdasarkan literatur
· Daun pucat hijau
· Bibit terinfeksi akan layu dan daun menggulung
· Bibit akan mati
( Muhidin, 1993 )
h. Fusarium oxysporum
Ø Berdasarkan pengamatan
· Tulang daun pucat
· Layu atau tangkai daun merunduk
Ø Berdasarkan literatur
· Tulang daun pucat, terutama daun sebelah atas, diikuti dengan merunduknya tangkai, akhirnya tanaman layu
· Tanaman menjadi kerdil dan tumbuhan merana
(Muhidin,1993)
i. Phytopthora infestans
Ø Berdasarkan pengamatan
Daun mempunyai bercak hijau kelabu
Ø Berdasarkan literatur
· Daun yang sakit memiliki bercak-bercak nekrotik pada tepi daun dan ujung daun serta akarnya yang meluas dan cepat sehingga mematikan daun.
· Bercak yang berwarna hijau kelabu kebasahan meluas menjadi bercak. Dengan bentuk dan ukuran tertentu.
(Muhidin, 1993)
j. Cucumber mozaik virus
Ø Berdasarkan pengamatan
· Daun berwarna kuning kehijaun
· Agak sedikit mengkerut
Ø Berdasarkan literatur
· Daun berubah warna dan menampilkan warna hijau dan bercak tidak rata
· Tanaman kerdil, mengkerut dan terjadi pembengkakan jaringan
(Muhidin, 1993)
G. GAMBAR HASIL PENGAMATAN + LITERATURE
Gambar Literatur | Gambar Hasil Perngamatan | |||
Busuk Hitam pada Tongkol Jagung ( Ustilago maydis ) | ||||
Busuk pada Buah Apel ( Gleosporium frugtigenum ) | ||||
Busuk Basah pada Wortel |
Busuk Daun Kubis | |
Puru Akar pada Tomat | |
Karat pada Daun Jagung ( Puccinia sorghi ) | |
Bercak Coklat Daun Padi | |
Layu Fusarium Daun Tomat ( Fusarium oxysporum ) | |
Hawar Daun Kentang ( Phytophtora infestans ) | |
Virus Mozaik pada Daun Cabai ( Cucumber mozaik virus ) |
4.2 KAJIAN DARI JURNAL MENGENAI SALAH SATU PENYAKIT
Penyakit puru akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. merupakan penyakit utama pada tanaman kenaf yang menyerang baik di lahan pengembangan maupun pembenihan dan mengakibatkan penurunan produktivitasnya. Tanaman inangnya cukup luas meliputi tanaman budi daya seperti tembakau, tomat, terung, lombok, kenaf maupun gulma (rumput teki, krokot, bebandotan). Gejala yang ditimbulkan akibat serangan Meloidogyne spp. adalah adanya benjolan atau puru pada akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman karena fungsi akar yang tidak sempurna. Usaha pengendalian penyakit puru akar masih mengandalkan nematisida dengan cara menaburkannya pada tanah di sekitar perakaran tanaman dan memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk mengurangi penggunaan nematisida perlu adanya varietas tahan. Perkembangan penyakit pada tanaman dipengaruhi oleh adanya interaksi antara tiga faktor yakni patogen yang virulen, inang yang rentan, serta kondisi lingkungan yang mendukung bagi perkembangan penyakit seperti suhu, kelembapan, angin, cahaya, pH tanah, serta hara inang.
(Supriyono dan Nurul Hidayah)
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Patogen pada tanaman terbagi menjadi 3, yaitu jamur, bakteri, virus dan nematode. Tipe gejala penyakit ada 3 yakni nekrotis, hipoplastik dan hiperplastik. Faktor yang mendukung timbulnya penyakit adalah faktor biotik (tumbuhan dan mikroorganisme) dan faktor abiotik (suhu, sinar matahari, air, tanah dan angin). Suatu penyakit pada suatu tanaman terjadi dari interaksi 3 faktor yang dikenal dengan Konsep Segitiga Penyakit. Tiga interaksi itu adalah inang, pathogen dan lingkungan.
5.2 SARAN
Diharapkan agar waktu yang diberikan kepada praktikan dapat lebih memadai sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang kita inginkan bersama. Selain itu, fasilitas di dalam laboratorium sebaiknya lebih dilengkapi agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2011. http://andiariewijakusuma.blogspot.com/2011/04/hama-penyakit-patogen-pada-tanaman.html Diakses pada tanggal 7 November 2011.
Anonymous, 2011. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/ Diakses pada tanggal 7 November 2011.
Anonymous, 2011. http://labmikologi.blogspot.com/2010/09/fungi-patogen.html
Anonymous, 2011. http://salmandiatoralhusna.blogspot.com/2010/04/penyakit-hawar-daun-pada-kentang.html Diakses pada tanggal 7 November 2011.
Diakses pada tanggal 7 November 2011.
Muhidin. 1993. Dasar Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Muhammadiyah. Malang
Rukmana, Rahmat. 1997. Penyakit Tanaman Pengendalian. Kanisus. Yogyakarta
Tim Dosen FPUB. 2011. Modul Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan.
Tjahyadi, Nur.1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisus. Yogyakarta
makasih salam mahasiswa pertanian
BalasHapuskunjungi balik saya di univ. bengkulu
andryunib.blogspot.com
Sama2 :) terima kasih telah mengunjungi blog saya!! :)
BalasHapus